Minggu, 19 Juli 2009

Keluarga besar SD DJI piknik bersama ke Pantai Baron

Oleh Pak Rum
Hari yang ditunggu telah tiba.Setelah sekian lama menunggu tiba saatnya keluarga besar SD DJI melepaskan penat,keluar dari rutinitas pekerjaan.Yaitu piknik alias darmawisata alias vakansi.
Kalau wisata sendiri atau keluarga pasti sudah sering.Yang ini rame-rame ngajak anak istri.Pokoknya dibawa semuanya.Kalau tidak salah hitung ada 88 peserta.Dari bayi yang baru lahir sampai nenek-nenek dan kakek-kakek.Jadi rame,gayeng.Lha wong gratis tinggal menyediakan waktu dan diri.Makan dan transportasi semua ditanggung oleh panitia.
Mengapa kok ke laut selatan?.Apa mau tengok Nyai Roro Kidul?.Kawasan ini dipilih karena bebas polusi dan suasananya indah dengan debur ombak yang datang mengalun.Tapi sebelum ke Pantai Baron terlebih dahulu ke candi Prambanan.Lihat peninggalan nenek moyang kita.
Sebelum sampai ke tujuan,para rombongan terlebih dahulu makan pagi prasmanan di rumah makan Bu Cawas Klaten.Inilah momen paling mengesankan.Makan enak gratis.Kata orang Londo LEKKER EATEN ZONDER VERTALLEN,makan enak tanpa bayar.
Nasi beras rajalele kemebul dengan aneka pilihan lauk yang menggugah selera.Pokoke mak nyussssssssssss.
Sampai di Pantai Baron kira-kira jam 12.00 dan langsung sholah Dhuhur-Ashar secara jama qoshor.Lalu dilanjutkan dengan makan siang dengan menu ikan laut yang membuat lidah ngiler.
Tapi karena orang Solo,meski ada menu ikan laut yang enak tenan,tetap saja yang dipilih sayur gudangan dan oseng-oseng sayur kangkung.
Tapi ini urusan selera broer!.
Sehabis makan jalan-jalan di tepi pantai.Ada yang langsung njegur laut ada yang cukup memandang lautan luas.
Selepas Baron lalu kembali pulang.Mampir ke pantai Karakal.
Mampir cari oleh-oleh di Jogja.Sampe rumah pukul 22.00 langsung lheeerrrr .
Sampai jumpa dengan piknik bersama 2 tahun lagi.Insya Allah!.

Teroret – teroret

Oleh Pak Rumongso.
Tulisan saya tanggal 2 Mei 2009 di Harian Umum SOLOPOS berjudul Mengembalikan pendidikan yang dicuri sedikit banyak memancing polemik.Ada yang pro dan ada yang kontra.Saya sih menganggapnya biasa saja.Gak ada yang istimewa.Lain kepala lain isinya meski rambut sama hitamnya.(Maaf bagi yang sudah ubanan).
Saya melihat mereka yang menilai negatif atas tulisan saya adalah mereka yang tidak mengerti dan tidak tahu fungsi sebuah media massa.Lucu banget dan naïf sebenarnya kalau sampai tidak ngeh fungsi gagasan,opini di surat kabar.
Sebuah media massa itu berfungsi menyuarakan suara masyarakat.Ia menjadi jembatan yang menghubungkan anatara mereka yang di “sono” dengan kita yang “di sini”.Ketika sebuah tulisan ditangapi dengan semangat terror maka mereka yang suka melakukan teros itu perlu ditatar agar jangan meneror atau meneror secara elegan.Opo tumon ada terror secara elegan?.Ada.Yaitu membantah dengan tulisan pula.Jangan sampai tulisan dibalas dengan ancaman.Itu mah zadul banget.Haree gini masih suka terror.
Terkait usulan agar saya menulis yang esooy geboy,saya gak mau nuruti perintahnya.Kalau saya menuruti sama saja saya mengikuti irama permainan mereka.
Media massa itu bertujuan mulia.Ia adalah pilar ke empat dalam sebuah negera demokratis.Ceeilee…..Sok intelek banget.
Pilar pertama adalah lembaga eksekutif yang dikelola dengan baik/GCG:Good Coorporate Gavoernence.Lembaga Yudikatif yang adil dan mandiri.Lembaga Legislatif yang berfihak kepada rakyat.Dan yang terakhir adalah pers sebagai cirri masyarakat madani/civil society.
Masyarakat yang dirugikan dengan pelayanan publik yang amburadul,bertele-tele dapat menulis dapat menulis keluhan di media massa.Ngurus SIM banyak pungli ngadu saja sama media massa.nah..inilah fungsi control dari per situ.ia menyuarakan aspirasi masyarakat banyak.Maka jangan apriori dengan pers.Tulisan harus dibalas dengan tulisan.Jangan tulisan dibalas dengan terror.
Kembali kepada terror atas tulisan saya.
Saya berpendapat bahwa misi saya berhasil.Misi mengusik mereka yang selama ini memiliki semangat mengambil tanpa mau memberi kepada dunia pendidikan.Siapa mereka?.Ya koruptor di departemen pendidikan.
Saat mereka terusik itulah yang meyakinkan saya bahwa apa yang saya tulis itu benar.
Kalau gak benar ngapain marah-marah.
Pada hari Senin,4 Mei SOLOPOS mengupas habis masalah korupsi pendidikan.Jadi saya mendapat amunisi baru.Saya tidak tahu apakah SOLOPOS juga mendapat telepon seperti saya.Mungkin tidak karena SOLOPOS terlalu besar untuk diteror.
Seorang penguasa dapat menggunakan kekuasaannya untuk membendung laut,samudera.Tetapi tak akan mampu membendung fikiran seseorang.
Penguasa mampu menggunakan kekuasaannya untuk menutupi sebuah gunung tetapi tak akan mampu menutup sebuah kebenaran.
Teror atas tulisan menandakan kekerdilan fikiran.Mereka tidak menghargai isi fikiran yang tertuang dalam sebuah tulisan.Kekerdilan fikiran inilah yang harus dilenyapkan jika jagad pemikiran ingin maju.
Kepada penulis yang berstatus PNS,jangan pernah takut untuk mengugkap kebenaran lewat tulisan.Sejauh kebenaran yang disuarakan,dan keberfihakan kepada mereka yang lemah tidak ada alasan untuk takut terhadap atasan,kolega.Sinisme bahkan diasingkan dari rekan harus ditanggapi sebagai hal lumrah.Mereka inilah yang perlu juga disadarkan.
Hidup itu sebuah pilihan.Menulis untuk mengungkapkan sebuah kebenaran aalah pilihan sulit.Saat kita lahir kita memang sama dalam keadaan tidak membawa apa-apa.Karena manusia tidak bisa memilih nasib atau takdir,biarkanlah mereka yang memilih menjadi penulis dihargai.Juga yang suka tersinggung dengan tulisan harus dihargai.Sahabat yang sinispun harus dihargai.Inilah hidup.
Kalau teror yang ini saya suka yaitu ….toreroret tero-teroret…teroret ro jreng ….
EPISTO ERGO SUM.

cari-cari makan, makan rica-rica

Oleh Pak Rum
Waktu baru datang menjadi warga kota solo,saya hampir saja terjebak oleh warung makan yang manampilkan menu sate jamu rica-rica.makanan apa ini dan apa yang dijual di warung sate jamu rica-rica babar blas tidak saya kenal sebelumya.saya yang asli pesisir selama ini cuma mengenal makanan atau lauk dari ikan laut.jadi ibu saya itu kalau masak sayurnya ikan,lauknya juga ikan.maka sampai sekarang saya termasuk mahkluk aneh di rumah.makan harus ada ikan laut biar cuma ikan asin,gereh,atau pindang.gak usah yang mahal-mahal.pokoknya ikan on budget.ada bau amis ikan,menambah selera biar dengan nasi sambal terasi.
Warung aneh sate jamu adalah kosa kata baru dalam jagad wisata kuliner saya.dan menu sate jamu rica-rica juga baru saya kenal ini.repotnya mau Tanya sama teman malah ditertawakan,diledek.yang saya kenal selama ini sate ayam,sate kambing atau paling aneh sate kelinci dan kuda.ini koq sate jamu.pakah setelah makan sate terus dikasih minum jamu?.kalau rica-rica adalah masakan khas manado yang serba pedas.usut punya usut ternyata sate jamu adalah sate anjing,alias sate dogy.mengapa tidak langsung saja pakai istilah sate anjing?
Untung pemerintah kota segera tanggap.semua sate jamu wajib mengubah diri menjadi sate guk-guk dengan logo kepala anjing.tujuannya agar orang (muslim) dari luar daerah tahu bahwa sate jamu adalah sate anjing yang haram hukumnya bila dimakan.sebab terkadang banyak orang terjebak.
Tak hanya ada di solo makanan dari daging anjing ada.orang batak yang non muslim juga gemar makan anjing.sampai ada anekdot kalau di daerah lain anjing makan tulang,di batak tulang makan anjing.tulang dalam bahasa batak artinya paman.
Di solo juga hati-hati jika makan di warung angkringan,HIK alias hidangan istimewa kampong.sebab banyak warung HIK yang menyediakan sate babi.kalau tidak hati-hati sulit membedakan antara sate kikil sapi dengan babi karena tidak ada tulisan nama.repot banget.
Saya juga sulit menerima kenyatan bahwa banyak warung makan di solo terutama yang untuk kalangan bawah.tersedia menu lauk saren yang berasal dari darah hewan yang disembelih.saya kawatir hal-hal yang haram bagi umat islam,akan dengan tidak sengaja termakan.karena mungkin bekas untuk menggoreng saren dipakai untuik menggoreng tempe atau tahu.waspadalah……..waspadalah……waspadalah.

10 macam penyakit guru

Para guru ternyata banyak mengidap penyakit.Tapi karena sydah akut dan stadium lanjut,maka mereka tidak merasakan lagi penyakit itu.
Nah inilah nama-nama penyakit yang banyak diderita oleh para guru.
1.KUSTA : KURANG STRATEGI
2.TBC :TIDAK BANYAK CARA
3.KUDIS :KURANG DISIPLIN
4.KRAM : KURANG TRAMPIL
5.LESU :LEMAH SUMBER
6.WTS :WAWASAN TIDAK LUAS
7.MUAL :MUTU AMAT LEMAH
8.TIPUS :TIDAK PUNYA SELERA
9.ASAM URAT :ASAL SUSUN MATERI URUTAN TIDAK AKURAT
10. ASMA :ASAL MASUK KELAS
Resep untuk menghilangkan dan menyembuhkan penyakit itu sangat sederhana namun tidak mudah yaitu terus belajar......belajar.......dan belajar!.Karena para guru adalah insan pembelajar.

Guru SD DJI menulis di SOLOPOS

Tulisan ini adalah artikel yang ditulis oleh salah seorang guru SD Djama'atul Ichwan Sala yang dimuat di Harian Solopos tanggal 13 Juli 2009.
MEMUTUS LINGKARAN SETAN KEKERASAN MOS
Oleh Rumongso,Guru SD Djama'atul Ichwan Sala
GAGASAN SOLOPOS,13 JULI 2009
Masa orientasi studi (MOS) di sekolah lanjutan, mulai digelar seiring dengan masuknya siswa baru. Tak jarang, pelaksanaan MOS diwarnai kekerasan. Kekerasan yang terjadi di lembaga pendidikan yang terjadi hingga kini adalah cermin bahwa ada yang salah dalam tata cara pengasuhan anak didik di sekolah dari SMP hingga perguruan tinggi.Kekerasan itu ibarat lingkaran setan yang sulit diputus dan selalu datang merasuk ke relung jantung lembaga pendidikan. Kegiatan itu biasanya dilakukan oleh senior. Di bangku kuliah, yang melakukan kadang malah bermasalah dengan studinya. Julukan mereka Mapala: mahasiswa paling lama. Dari semuanya itu, intinya adalah perpeloncoan dari senior kepada junior. Melihat singkatannya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.BullyingKesalahan pola pengasuhan dari sekolah dengan membiarkan setiap tindak kekerasan antara senior dan junior menjadikan tujuan baik kegiatan itu melenceng dari tujuan awal. Karena tiadanya kontrol ketat dari sekolah maka kegiatan itu berubah menjadi arena balas dendam. Pada galibnya, setiap tindak kekerasan akan melahirkan tindak kekerasan baru. Pembiaran itu berlangsung terus menerus tanpa ada niat untuk mengakhiri. Tidak ada yang baru dalam kegiatan orientasi studi di sekolah-sekolah dan kampus-kampus. Junior didandani sejelek mungkin. Si senior berteriak sekencang mungkin dengan mata melotot galak melebihi penggambaran ibu tiri dalam sinetron kita. Aktivitas hanya sebatas menyanyi dan menari. Pokoknya semakin aneh semakin asyik dan menyenangkan buat mereka yang terlibat. Junior yang melanggar aturan atau tidak hormat kepada senior, akan kena hukuman dari yang paling ringan seperti menari hingga yang bersifat fisik berat seperti push up dan berlari. Ada tindakan yang menghina dan melecehkan harkat dan martabat kemanusiaan secara sistematis dalam kegiatan itu.Lembaga pendidikan gagal menjadikan dirinya sebagai pusat keunggulan, pusat transfer ilmu pengetahuan dan agen perubahan. Padahal lembaga pendidikan adalah tempat menyemai benih-benih intelektualitas yang lebih mengutamakan olah pikir, mengasah daya nalar bukan dengan mengedepankan kekerasan. Celakanya, siswa atau mahasiswa disuruh mewarisi perilaku primitif itu dan bahkan berusaha untuk melestarikannya. Sikap antisosial yang tercermin dari kegiatan perpeloncoan di lembaga pendidikan menurut psikiater Limas Sutanto adalah ajang proyeksi impuls-impuls agresi, kekerasan, balas dendam, kebutuhan untuk menguasai, dan kebutuhan untuk disanjung yang bersarang di dalam jiwa sebagian murid senior dan sebagian pendidik (Kompas, 21/7/2003). Artinya ada proses premanisasi/bullying dalam masa orientasi siswa baru. Sampai separah itukah anak-anak kita yang masih berseragam SMP/SMA? Jika benar maka hanya satu hal yang bisa kita lakukan yaitu menghilangkan secara total segala bentuk kegiatan untuk penyambutan siswa baru apapun nama dan bentuknya. Meskipun pada 1997, sudah ada larangan dari pemerintah, namun larangan itu tidak berpengaruh karena tidak ada sanksi jelas kepada para pelanggarnya.Apakah ada yang lebih penting yang harus dilakukan oleh senior kepada junior saat hendak memperkenalkan Wawasan Wiyatamandala dari sekedar memelonco? Ada, yaitu berlaku penuh kesantunan kepada orang lain, terutama kepada yang lebih kecil dan lebih lemah daripada kita, dan bersungguh-sungguh untuk menjadikan keberadaan kita sebagai pengindah kehidupan orang lain. Kemarahan maupun balas dendam bukanlah sebuah jawaban yang utama jika kita ingin dihargai dan dipandang ada oleh orang lain. Pada perspektif realistis, kita tidak akan pernah melihat sekolah memiliki waktu yang tersisa untuk diisi dengan acara yang hanya merangkum ingar-bingar proyeksi jiwa nan tertekan dalam manifestasi bentak-membentak, hardik-menghardik, memberikan serbaneka tugas tetek bengek yang tidak relevan dengan tugas pokok merealisasikan pengalaman belajar dan pendidikan yang benar, baik dan bermakna untuk setiap muridnya (Limas Sutanto, 2003).Mata yang melotot tajam bukan apa-apa, lengkingan suara kemarahan senior saat masa orientasi studi adalah ciri dari sikap bebal. Mengapa? Mereka tidak memiliki apa-apa selain melotot dan berteriak membentak. Itulah kebanggaan mereka. Jadi, pandanglah mereka yang melotot dan berteriak itu dengan sikap hina agar tidak ikut mengulang di kemudian hari kepada yang lain. Perilaku itu menghina sisi mulia sebuah makhluk bernama manusia.Melatih kecerdasanKembalikan lembaga pendidikan sebagai tempat untuk mengasah kepekaan emosi dan empati. Lembaga pendidikan dalam berbagai tingkatan adalah tempat menyemai generasi yang mengutamakan pendekatan akal, nalar. Ketika kekerasan yang diutamakan untuk meraih sebuah simpati dari orang lain (junior) maka esensi pendidikan orientasi akan hilang. Proses perpeloncoan adalah kegiatan yang menghilangkan akal sehat. Jika masa orientasi adalah masa untuk menuntun maka mengapa tidak dilakukan dalam bentuk kegiatan yang bersifat ilmiah? Semestinya lewat MOS, junior mendapatkan pengalaman belajar dan pendidikan pertama di sekolah baru mereka secara baik, benar dan bermakna.Jika tujuan masa orientasi itu untuk menuntun, membimbing junior oleh senior mengenai kehidupan bersekolah yang baru, masih banyak hal yang dapat dilakukan. Bakti sosial ke rumah yatim piatu, ke sasana wreda adalah kegiatan yang mampu mengasah kepekaan. Bisa pula berupa mencabut paku yang menempel di pohon karena perilaku kurang ajar kaki tangan para Caleg dan Capres saat Pemilu. Atau dalam bentuk karya ilmiah yang mengasah inteligensia. Semua itu mudah, sederhana, jauh dari unsur kekerasan dan memberi dampak langsung. - Oleh : Rumongso, Guru SD Djama’atul Ichwan Solo
Diposkan oleh Pak Rumongso di 03:10 0 komentar

3 siswa SD DJI diterima di kelas akselerasi SMP 9

Tiga siswa kelas VI SD Djama’atul Ichwan telah lolos masuk ke SMP 9 Surakarta untuk kelas Akselerasi.
Siapa mereka?.
Henry Aldezia Pratama Kelas VI C
Irma Nugrahani Kelas VI A
Fitri Kusumadewi Kelas VI B
Apa itu kelas akselerasi?.
Ini kelas super cepat.Jika waktu tempuh normal di SMP selama 3 tahun,maka kelas akselerasi cukup 2 tahun saja.
Untuk masuk kelas ini tak cukup hanya punya uang saja.Yang utama harus pintar dan lolos seleksi yang dilakukan oleh fihak sekolah.Seleksinya meliputi tes umum dan psikotes.Mereka juga dilihat nilai rapor dari kelas IV.Wuih …….berat banget bro!.
Kelas akselerasi di SMP 9 Surakarta dipenuhi oleh alumni dari SD Djamaa’tul Ichwan sejak program itu dibuka.
Bagi yang tidak diterima,jangan kecil hati.Terus siapkan diri menghadapi UAN agar dapat hasil bagus dan masuk ke SMP favorite kelas regular!.
Pokok’e SD Djama’atul Ichwan Ngetop markotop!.(Rums)